Recent comments

Breaking News

Penjelasan BMKG Soal Hujan yang Jarang Turun dan Cuaca Panas di Jabodetabek

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan


KABARINDOnews, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab  hujan jarang turun di Jakarta meski sudah masuk musim penghujan. Cuaca panas juga kembali dikeluhkan warga Jakarta dan sekitarnya.     

Menurut Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, potensi hujan di wilayah Jabodetabek untuk beberapa hari ke depan masih tergolong rendah. Hujan diperkirakan akan kembali meningkat pada akhir Desember 2023.

“Potensi hujan di Jabodetabek diperkirakan mulai meningkat pada tanggal 23 Desember 2023,” kata Ardhasena melalui pesan singkat, Rabu, 20 Desember 2023. 

Fenomena atmosfer disebut menjadi faktor terbesar yang menyebabkan menurunnya potensi hujan di Jabodetabek. Ardhasena mengatakan, kondisi dinamika atmosfer ini terjadi di wilayah sekitar Utara Indonesia, di antaranya Samudera Hindia Barat Aceh dan Laut Natuna. 

Fenomena tersebut menyebakan berkurangnya massa udara basah di sebelah selatan garis Khatulistiwa atau Ekuator. Akibatnya, potensi awan hujan menjadi relatif berkurang di wilayah Jawa termasuk di Jabodetabek.

“Ada pola tekanan rendah yang telah meningkat menjadi siklon tropis Jelawat di sekitar Laut Filipina,” ucapnya. 

Peningkatan potensi awan hujan di wilayah Sumatera, dan Kalimantan termasuk Sulawesi, Maluku dan Papua, kata Ardhasena, berdampak pada angin menuju wilayah sekitar utara Indonesia. “Sebagai dampak terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin akibat dari pola tekanan rendah di Utara.”

Deputi bidang Klimatologi BMKG ini juga menyatakan El Nino juga menjadi salah satu faktor mengapa wilayah Jabodetabek dilanda kemarau meski sudah masuk musim penghujan. “El Nino menyebabkan suplai uap air dari Pasifik Tengah tak sekuat biasanya.”  [Tempo/Andi Abdad/KIN]

No comments

Silahkan berkomentar di kolom sini :