Recent comments

Breaking News

KHILAFAH DAN KOMUNISME, TESA, ANTITESA ATAU HIPOTESA ?

Oleh : Anton Permana
(Tanhana Dharma Mangruva Institute)

Khilafah dan komunisme

Banyak pertanyaan muncul.
Mengapa photo Imam Besar Habieb Riziq Syihab dibakar ?
Mengapa Imam Masjid lagi sholat ditusuk orang tak dikenal ?
Mengapa 155 buku dan mata pelajaran agama Islam dihapuskan dalam sekolah agama oleh menteri agama ?
Mengapa ummat Islam marah Pancasila diganti dengan Eka Sila ?

Mengapa ummat Islam tak terima kehadiran  BPIP ?
Kenapa sekarang begitu marak caci maki dan narasi menebar kebencian terhadap agama Islam yang mayoritas di Indonesia ?
Mengapa muncul dan berkuasa lagi Neo-PKI di Indonesia ?
Mengapa isu Khilafah, radikalisme, dibuat begitu menakutkan oleh sekelompok golongan politik di Indonesia ?

Sekilas, pertanyaan-pertanyaan di atas biasa dan lazim. Namun kalau kita telaah lebih dalam, setiap pertanyaan tersebut di atas ada benang merahnya. Yaitu: 

1. Rakyat Indonesia, khususnya ummat Islam jangan terjebak agitasi dan propaganda kelompok Neo PKI yang membangun opini dan stigma bahwa komunisme seolah sama posisinya dengan khilafah. 

Karena secara posisi kedudukan hukum, komunisme sudah jelas dan tegas di larang oleh TAP/MPRS/XXV/1966 dan juga UU nomor 27 Tahun 1999.
Dimana konsekuensinya adalah pidana (pelanggaran hukum).

Sedangkan khilafah tidak ada satu pasal dalam regulasi baik itu perundangan di Indonesia yang melarangnya. Sampai hari ini.

2. Isu khilafah sejatinya juga masih dalam konteks perdebatan yang belum usai dalam kalangan Islam sendiri.
Karena masih banyak "distorsi pemahaman" antar sesama kelompok Islam. 

Jadi sangat keterlaluan apabila pemerintah hari ini, ikut campur dan "mengkriminalisasi" sesuatu ajaran dalam Islam dengan justifikasi sepihak tanpa melalui proses persidangan/peradilan.
Alias sentimentil phobia semata.

3. Jauh berbeda dengan komunisme yang dahulu dibawa PKI.
Dimana secara fakta sejarah, PKI telah melakukan pemberontakan berulang kali, dimana luka kebiadaban dan kekejaman PKI yang haus darah ini masih sangat membekas bagi seluruh rakyat Indonesia.
Saksi hidupnya pun masih ada sampai hari ini.

Semua itu bukan cerita kaleng-kaleng. Tapi fakta sejarah.
Sedangkan konsep khilafah tidak pernah melakukan pemberontakan, pembunuhan di Indonesia seperti PKI. 

4. Sudah jadi rahasia umum, bahwasanya pasca reformasi dan saat ini, para anasir antek Neo-PKI ini bukan hanya sekedar bangkit lagi.
Tapi sudah berkuasa dan menyusup kemana-mana kedalam sendi kekuasaan negara.

Kelompok Neo-PKI ini jago akan hal ini.
Jadi gerakan "clandestine" kelompok Neo-PKI ini tidak bisa disikapi dengan cara formil dan biasa. 

Upaya menjadikan RUU HIP/BPIP adalah fakta empiris bahwasanya agenda komunisme itu sudah nyata dan ada di depan hidung kita. 

Karena kedok mereka saat ini sudah terbongkar, dan yang membongkar serta yang melawannya kembali ummat Islam, makanya para kelompok Neo-PKI ini memainkan strategi umpan balik (serangan balasan membabi buta) dengan membombardir isu khilafah, radikalisme, intoleransi, untuk kembali membungkam dan menyudutkan ummat Islam.

Yang korupsi siapa ?
Yang berkuasa siapa ?
Yang buat hutang siapa ?
Yang jual aset negara siapa ?
Yang ganti Pancasila siapa ?
Yang jadi budak China siapa ?
Yang merusak negara siapa ?
Yang menjual kekayaan alam secara obral pada asing-aseng siapa ?
Ehh... Yang di jadikan musuh agama dan ulama.

Judulnya demo kawal Pancasila.
Yang kekeuh ganti Pancasila adalah anggota DPR.
Tapi yang dibakar malah photonya Habieb Riziq.
Yang dicaci  maki adalah Islam dan Khilafah.
Aneh dan lucu bukan ??

Itulah khas kerjaan ya Neo-PKI dari dulu.
Buat sendiri, teriak sendiri, tuduh sendiri, caci maki sendiri, senang sendiri untuk tipu publik.

5. Dengan berhasilnya kelompok neo-PKI ini masuk dan mengendalikan pusat kekuasaan,
Maka mereka leluasa menangkapi para aktifis Islam, memback up semua pembenci Islam menjadi kebal hukum, menteror ulama dan pegiat dakwah Islam dengan penikaman, serta secara formil pemerintahan membuat kampanye di setiap institusi bahwa radikalisme-khilafah adalah ancaman dan musuh negara.

Kita bisa melihat upaya ini begitu kuat melalui seminar, ataupun diskusi yang di lakukan oleh struktural pemerintahan termasuk TNI/Polri.
Yaitu diskusi/seminar yang bertemakan radikalisme, khilafah, dan intoleransi.

Dimana ujungnya adalah penanaman doktrin agar ummat Islam sendiri seolah "di paksa" untuk ikut doktrin dan di dikte narasi yang mereka bangun.
Bahwa musuh negara itu khilafah dan radikal atau konkritnya lagi semua mengarah kepada Islam.
Seolah Islam lah penjahat di negeri ini. 

Namun ketika seminar ini di protes dan dipertanyakan kenapa arahnya tendensius memojok kan Islam, jawabannya selalu "arahan dari pimpinan". 

Padahal, mana mungkin bisa merubah Indonesia jadi negara khilafah dimana jalurnya cuma dua yaitu ; partai politik dan kudeta militer. Dan itu tak mungkin bisa dilakukan.

Karena tak ada partai politik yang usung khilafah, walau partai islam sekalipun. Dan juga tak ada tentara yang usung khilafah.

Ini juga membuktikan bahwa perspektif analisa ancaman TNI adalah tepat dan akurat, bahwa ternyata memang PKI atau neo-komunisme itu benar-benar nyata dan ada.

Gerakan pengusulan RUU HIP/BPIP dan Pancasila versi 1 juni 1945 bukti nyatanya. 1-0 buat TNI.

6. Aksi pembakaran foto HRS, penghapusan mata pelajaran dan buku Islam, serta kriminalisasi terhadap aktifis Islam tidak lain adalah opini untuk memframing Islam dan khilafah sebagai musuh negara.

Untuk itulah, mari kita menghimbau seluruh elemen masyarakat, para aparat TNI/Polri, media, tokoh, ulama, parpol, aktifis, masyarakat yang masih setia kepada Pancasila dan Indonesia.

Mari kita bijak menyikapi hal ini.
Jangan berat sebelah atau lebih parah lagi ikut dalam permainan ini.

Apa kurangnya lagi ummat Islam terhadap bangsa ini ?
Apa salahnya kita buat ummat Islam itu tenang dan damai menjalankan ibadahnya. 

Jangan usik lagi ketentraman dan akidah-ibadah mereka.
Semua sudah dijamin oleh konstitusi negara ini. Pasal 29 (ayat) 2 UUD 1945.

Kalau ummat Islam ini mau, dari dulu Indonesia ini sudah jadi negara Islam.
Toh Islam mayoritas di negeri ini.
Kenapa negara lain bisa Indonesia tak bisa ??

Tetapi itulah hebat dan bijaksananya rakyat Indonesia dan para pendiri bangsa ini.
Karena ini sudah kesepakatan bersama, maka semua harus komitmen dan setia.

Lalu, sekarang seenaknya para antek PKI mau ganti arah Pancasila menjadi Eka Sila.
Wajar ummat Islam marah.
Lalu difitnah dan dituduh radikal dan mau khilafah ???

Untuk itu, mari kita kembalikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai payung hukum dan alat pemersatu bangsa kita.
Dan hormati ummat Islam sebagai mayoritas dan yang telah berjuang agar negara Indonesia ini ada. 

Dan ingat, komunis haram hidup di Indonesia.
Rakyat sudah sepakat dan setia kepada Pancasila.
Jangan bermain dan coba-coba khianati.
Siapapun kalian.

Salam Indonesia Jaya ! 

No comments

Silahkan berkomentar di kolom sini :