Recent comments

Breaking News

SESUDAH JOKOWI TUMBANG: Jokowi Udercover....

Oleh. Sri-Bintang Pamungkas

Sri Bintang Pamungkas
Sri Bintang Pamungkas/ Foto: Ari Saputra

KABARINDOnews - Pada 20 Oktober 2014, sesudah menyaksikan pelantikan Jokowi, di dalam hati aku berbicara sendiri: "Wong iki edan tenan...". Aku tidak tahu, apakah Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang hadir di Gedung MPR juga bergumam seperti apa yang ada di dalam hatiku... Juga tidak tahu persis, apa Obama menanyakan pendapat Menlunya itu... Bayanganku sesaat seperti melihat Lakon "Petruk Dadi Ratu", khususnya pada saat Joko berdua naik Kereta Kencana dengan beberapa kuda teji... Tapi seingatku Petruk tidak beristeri.


Pertamakali aku mulai memperhatikan Jokowi ketika Habibie menyatakan, tidak mungkin siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan/SMK Manahan Solo itu bisa bikin mobil. Waktu itu Jokowi mengklaim seakan-akan dirinya yang memimpin Program Mobil Indonesia itu. Pernyataan Habibie benar... Jokowi bohong!


Mobil ESEMKA yang berasal dari beberapa negara, yang dipasang-pasang dan dicocok-cocokkan bagian-bagiannya tersebut memang bisa berjalan sampai Jakarta... Walikota Solo 1.5 periode itu datang untuk menantang Voke sebagai Gubernur DKI Jakarta.


Selesai putaran pertama, seorang teman memberitahu berita dari BBC London, Bahasa Indonesia, bahwa Jokowi adalah anak keturunan Cina dari Ibu Jawa. Seperti tersengat aku dibuatnya... Mungkinkah ini bagian dari konspirasi UUD Palsu Pasal 6 yang diubah Amien Rais dan kawan-kawannya dari Aslinya agar orang keturunan, khususnya Cina, bisa menjadi Presiden RI?! 


Esoknya aku sengaja ke Guntur 49 dan memanggil Tan Soe Djie untuk mengkonfirmasi berita BBC itu. "Om Tan", Sejarawan Tradisional Cina, pengarang beberapa buku tentang Sejarah Budaya Cina di Jawa itu pun kaget. Dia janji sebulan kemudian datang dengan informasi. Beberapa bulan dia menghilang, lalu datang dengan membawa informasi yang mengejutkan: "Bener Bintang! Dia orang Cina... Bapaknya bernama Oey Hong Liong!"


Sebulan kemudian Sujito Tanma itu datang lagi: " Salah, Bintang! Oey Hong Liong itu Joko Widodo sendiri!". "Ini orang memang Istimewa!", katanya melanjutkan hasil investigasinya di depan belasan Aktivis Guntur yang selalu kumpul tiap Selasa atau Senin dan Kamis. Pengarang yang banyak bercerita, kalau keturunan Cina itu lelaki seperti Bapaknya, maka dia akan jadi Cina... Tapi kalau lahir perempuan, dia jadi Babu, itu pun terus bicara: 


"She Oey itu menjadi Wi... Bisa Widjaja, seperti Eka Tjipta, bisa juga Widodo. Si Joko ini memilih Widodo... Hong itu burung Merak yang menjadi simbol Ratu atau Raja Perempuan... Sedang Liong itu Naga yang menjadi simbol Raja Lelaki... Dari namanya itu, dia bisa jadi Presiden RI, Bintang...!"


"Nggak mungkinlah dia itu Satrio Pinandito!! Tapi kalau Bowo, lebih-lebih lagi tidak mungkin! kataku menyanggah.


"Orang lain yang menganggap dia Pandito... Dia bisa siapa saja... Bukan Pandito dalam arti yang sesungguhnya... Pinanditonya Jayabaya itu bukan Pandito!"


Eka Tjipta yang dimaksud Om Tan itu adalah Eka Tjipta Widjaja atau Oey Ek Tjong.


Baru sesudah Bambang Tri menerbitkan bukunya, aku baru paham tentang apa yang dimaksud Om Tan. Tan Soe Djie, sahabat senior kami, salahsatu murid Sutan Sjahrir, kemudian meninggal, sebelum buku Jokowi Undercover terbit. Kalau tidak keburu meninggal, tentu Tan Soe Djie akan marah kepada Bambang Tri, yang mengatakan bahwa Ibunya Joko yang Cina. Widodo itu jelas berasal dari Oey! Saya juga baru sadar, bahwa Jokowi memang benar Agen yang sedang menyamar... Bahkan dia akan menyamar terus sampai mission accomplished.


 Aku terus mempelajari siapa Jokowi sebenarnya. Ada cerita menarik tentang Jokowi yang mirip dengan SBY. Di Fort Benning, Georgia, AS, SBY terlibat love affair yang mengakibatkan CIA ikut campur. Mereka memutuskan SBY bisa menjadi mitra untuk kepentingan AS... Maka jadilah dia Presiden... Hal yang mirip konon terjadi juga pada Joko, ketika blusukan di sebuah kota dekat Bejing... Xi Jinping setuju Joko menjadi pengganti SBY. Kebetulan AS pun setuju... Bahkan Obama mengirim Senator John McCain agar 20 Oktober Joko dilantik. Segala urusan diserahkan kepada Megawati dan Tiga Bersaudara Liem. Semua berjalan rapi... John Kerry pun datang...


Bagi RRC dan AS, yang penting adalah segala kepentingan mereka bisa terpenuhi oleh Orang Nomor Satu Indonesia. Kepentingan AS tentu salahsatunya adalah Freeport. Sedang RRC adalah Jalan Sutera Laut Cina Selatan. Kalau Dua Urusan itu selesai, maka apa pun yang harus dikorbankan oleh RI tidak perlu menjadi soal. Peribahasanya, Mati-Hidupnya RI bukan Persoalan.... Bagaimana menjaga agar kaki-kakinya bisa berpijak di tiga tempat sekaligus adalah keahlian Mas Joko. 


Masih belum ada sebulan sesudah dilantik, Jokowi berangkat ke Bejing untuk mendekarasikan pembangunan Poros Maritim dan Toll Laut... Lalu empat bulan kemudian disambut dengan kedatangan Liu Yandong yang akan mengirim 10 juta orang Cina RRC ke Indonesia...


Kenapa Jokowi sepertinya tidak suka dengan Indonesia, Pribuminya, Pancasilanya, Bhineka Tunggal Ikanya, Islamnya... Sumpah Pemudanya, Cita-cita Kemerdekaannya. Salahsatu jawabnya gampang...: Karena dia bukan Agen kita! Agen KGB pasti cinta Rusia, meskipun ada yang membelot. Juga Agen CIA, atau MI6... Apakah ada Agen AS yang membelot?!  Ada: Edward Snowden... tentu banyak yang lain... Juga Tokoh Wikileaks, Julian Assange...  Mereka umumnya tidak mengaku membelot... Mereka hanya membenarkan apa yang mereka perbuat. 


Jawaban lain adalah masa kecil Joko Widodo... Ada dendam di hatinya! Dia terpaksa lahir dari seorang Ibu yang sangat belia... yang menjalankan tugas Ibu pun belum bisa. Kehidupan yang pedih pada masa kecil itulah yang membikinnya terguncang jiwanya... Joko akhirnya menjadi Joko Oey, lalu menjadi Jokowi dan Joko Widodo. 


Di dalam Ilmu Kedokteran Jiwa disebut Schyzophrenic... Joko menjadi sering mimpi... Masa mudanya penuh dibayangi dengan gambaran-gambaran ilusif yang tidak rasional. Salahsatu gejalanya adalah yang disebut dengan Megalomaniak... Menjadi orang hebat, berkuasa, dan tidak ada yang bisa menandingi. Maka ketika menjadi tidak terwujud, kita biasa menyebutnya "bohong".


Soekarno dan Soeharto, Moamar Khadafi, Sadam Husein, Superman dan Spiderman juga mempunyai jiwa Megalomaniak seperti itu... Tapi mereka bisa mengendalikan... Ada rasa malu...sadar, bahwa tidak perlu show off yang mencegahnya. Tapi, ketika naik Kereta Kencana seperti Ratu Kantong Bolong sesudah Pelantikan 2014... Jokowi sungguh bangga, mimpi-mimpinya terwujud... Belum lagi mimpi-mimpi yang lain... seperti Terpilih lagi!


Jakarta, 11/8/20

[SBP/IG/KIN]

No comments

Silahkan berkomentar di kolom sini :